INFO PMI SANGGAU
JUMLAH KETERSEDIAAN DARAH PMI SANGGAU >>> GOLONGAN DARAHA : A = B= 0=
banner 728x90 banner 728x90

Pj Gubernur Kalbar Serahkan Bantuan Untuk Anak Stunting  dan Masyarakat Miskin Ektrem di Sanggau

Avatar photo

Wartakapuas.id Sanggau – Pj. Gubernur Kalimantan Barat Harisson bersama Pj. Ketua TP PKK Kalimantan Barat Ny. Windy Prihastari Harisson didampingi oleh Pj. Bupati Sanggau Suherman, bersama Pj Ketua TP PKK Kabupaten Sanggau, Ny. Lusia Suherman mengunjungi anak-anak penderita stunting di salah satu rumah warga di Kelurahan Tanjung Sekayam, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Minggu (3/3/2024).

Pj. Gubernur Kalimantan Barat Harisson bersama Pj. Ketua TP PKK Kalimantan Barat Ny. Windy Prihastari Harisson menyerahkan bantuan berupa uang tunai dan bahan-bahan MPASI kepada anak-anak penderita Stunting.

“Jadi saya bersama Pak Bupati Sanggau mengunjungi salah satu pemilik rumah yang anaknya menderita stunting. Kita mau meliihat lansung kondisi rumahnya, perekonomiannya, kebersihan lingkungannya”, ucap Harisson

Ia menjelaskan bahwa pada saat sekarang ini stunting menjadi target utama pemerintah dalam menciptakan SDM manusia yang unggul guna menuju Indonesia Emas 2045. Selain itu, kolaborasi bersama perusahaan – perusahaan berupa CSR juga diharapkan dapat meringankan beban dari para orang tua yang anaknya menderita stunting.

Selain mengunjungi anak-anak yang menderita stunting, Pj Gubernur Kalimantan Barat bersama Pj Bupati Sanggau juga mengunjungi rumah warga yang tergolong dalam kemiskinan ekstrim yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Sekayam, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Dalam rangka percepatan penurunan angka kemiskinan di Kalimantan Barat, Pj. Gubernur meninjau rumah warga yang termasuk tidak layak huni dan memberikan beberapa layanan seperti pendaftaran BPJS, pemasangan listrik, pemasangan PDAM, serta mengupayakan agar warga tersebut mendapatkan tempat tinggal yang layak huni.
“Kita mengunjungi salah satu warga yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrim. Jadi Ibu ini bekerja sebagai pengasuh. Penghasilannya hanya 700 ribu per bulan. Beliau memiliki 2 anak, 1 tamat SMA, 1 lagi masih SMP”, jelas Harisson.

“Kami juga sudah cek, ternyata beliau belum memiliki BPJS. Ini kita ambil alih akan segera kita tangani untuk mengantisipasi apabila beliau sakit, untuk berobat supaya dapat meringan biaya berobat,” jelasnya.

Harisson menyebut, bahwa ini merupakan bukti nyata komitmen dari Pemerintah dalam menekan angka kemiskinan ekstrim khususnya di wilayah kalimantan Barat. (*)