Wartakapuas.id Sanggau – Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Sanggau melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar bimbingan teknis (Bimtek) untuk petugas fogging di aula Dinkes Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Selasa (21/11/2023)
Kegiatan yang dikuti sekitar 48 orang peserta diantaranya 10 orang anggota BPBD dan TRC Kabupaten Sanggau serta 38 orang dari Puskesmas dan pengelola DBD Puskesmas.
Sekertaris dinas kesehatan Kabupaten Sanggau. H. Najori menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petugas fogging tentang prilaku nyamuk serta meningkatkan pengetahuan petugas fogging dalam pelaksanaan fogging dan cara perawatan alat fogging itu sendiri.
“Menjadi seorang petugas atau operator alat fogging harus mengetahui dan memahami tentang cara penyemprotan dan bagaimana melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga pelaksanaan fogging di masyarakat tepat sasaran” Kata sekertaris Dinkes Sanggau kepada wartawan.
Lanjut Najori. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas
“Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, dampak ekonomi langsung pada penderita DBD adalah biaya pengebotan. Sedangkan dampak ekonomi tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja, waktu sekolah dan biaya lainnya yang di keluarkan selain untuk pengobatan seperti transformasi dan akomodasi selama perawatan penderita,” Ujarnya
Sekertaris dinkes sanggau ini menerangkan, penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan salah satu masslah kesehatan masyarakat yang cenderung meningkat jumlah pasien serta semakin luas penyebarannya. Hal ini karena masih tersebarnya nyamuk Aedes Aegypti (Penukaran penyakit DBD) di seluruh pelosok kabupaten.
“Penyakit DBD terutama menyerang anak anak. Namun dalam beberapa tahun terakhir cenderung semakin banyak dilaporkan kasus DBD pada orang dewasa, penyakit ini ditandai dengan sebuah tinggi mendadak disertai kebocoran plasma dan pendarahan. Dapat mengakibatkan kematian serta menimbulkan wabah,” Jelas Najori
Lebih lanjut Najori bahwa metode pengendalian vektor DBD dan chikungunya bersipat spesifik lokal dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan fisik (cuaca/iklim) pemukiman, tempat perkembangbiakan, lingkungan sosial budaya (pengetahuan, sikap dan perilaku), dan aspek vektor serta pengendalian vektor dapat dilakukan secara fisik, biologi dan kimia atau pun dengan cara terpadu.
“Untuk memberantas penyakit ini diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang terus menerus dalam memberantas nyamuk penularannya dengan cara 3M plus. Meliputi, menguras tempat penampungan air (TPA), menutup TPA dan mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan.
Najori juga menjelaskan bahwa cara lainnya dengan menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk di sekitar rumah atau bangunan, Memelihara ikan untuk makan jentik pada tempat penampungan air yang sulit di kuras, nah cara pencegahan tersebut juga di kenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” Terangnya.
Ia menambahkan, upaya memotivasi masyarakat untuk melaksanakan 3M Plus secara terus menerus telah dilakukan pemerintah melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Oleh karena itu upaya untuk membatasi angka kasus dan angka kematian penyakit ini sangat penting.
“Fogging atau pengasapan merupakan salah satu cara efektif membunuh nyamuk pembawa virus dengue yang mengakibatkan penyakit DBD. Pengasapan ini dapat membuat nyamuk Aedes Aegypti yang bersarang di dalam rumah akan mati, mesti efektif, melakukan fogging tidak bisa sembarangan. Fogging harus dilakukan dan diawasi dengan tepat agar nyamuk menjadi sasaran benar benar mati. Fogging digunakan untuk membunuh nyamuk dewasa, dalam upaya memutuskan penularan penyakit yang ditulari oleh nyamuk,” Pungkas Najori
Najori berharap, pihaknya dari dinas kesehatan Sanggau berharap para peserta yang hadir mengikuti bimbingan teknis cara penggunaan alat fogging DBD ini cepat tanggap.
“Iya saya berharap setelah mendapatkan bimtek cara penggunaan alat fogging DBD peserta besok lusa sudah bisa terjun langsung praktek menggunakan alat fogging itu,harapnya. (*)