Wartakapuas.id Sanggau – Bupati Sanggau, Paolus Hadi menerima penyerahan dokumen Food System, Land Use and Restoration (Folur) oleh Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian yang juga selaku National Project Director Folur, Yuli Sri Wilanti. Penyerahan tersebut dilaksanakan di Kantor Bupati Sanggau. Selasa (19/9/2023)
Dalam penjelasannya, Yuli menyampaikan bahwa kegiatan peluncuran Folur dilakukan pada 29 Agustus 2022 lalu di Jakarta. Untuk kegiatan sosialisasi Proyek Folur dan Persiapan Verifikasi Lanskap Proyek di Kabupaten Sanggau telah dilakukan sebelumnya pada 14-16 Juni 2022. Kemudian, kegiatan kunjungan lapangan verifikasi desa indikatif program verifikasi di Kabupaten Sanggau telah dilaksanakan pada 29 November hingga 12 Desember 2022.
Selanjutnya, kata Yuli, dilakukan koordinasi dan kunjungan lanjutan pengembangan verifikasi lanskap terpadu Folur di Sanggau pada 22 hingga 26 Mei 2023. Sementara kunjungan lapangan verifikasi desa indikatif dan penyeleksian tim Folur Coordinator lapangan Sanggau telah dilaksanakan pada 5 hingga 8 Juni 2023. Termasuk, dialog dan konsultasi kementrian lembaga dan pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten) pada 6 dan 7 Juli 2023. Selanjutnya, rapat koordinasi Folur bersama OPD pembahasan matriks ILM rencana pengusulan desa alternatif tambahan pada 18 dan 19 September 2023. Sedangkan untuk verifikasi lokasi desa alternatif tambahan di dua kecamatan untuk kegiatan proyek di Sanggau akan dilaksanakan pada 20 hingga 22 September 2023.
Menurutnya, terkait kriteria lokasi proyek Folur dapat dilihat dari beberapa kategori yakni pertama, lanskap produksi, yang tetap penting untuk global environmental benefit (GEB), namun hutan yang tersisa terancam oleh ekspansi komoditas komersial. Kedua, lanskap atau sistem produksi untuk tanaman pangan atau ternak yang penting secara global, yang menciptakan eksternalitas besar. Ketiga, lanskap perintis, di mana ada peluang untuk mendahului ekspansi dan mendahului kehilangan hutan yang didorong oleh tujuan komersial. Terakhir, keempat, lanskap yang sangat terdegradasi sehingga membutuhkan restorasi untuk ekosistem yang memiliki sumbangsih bagi produksi pertanian.
Berkenaan dengan tim Folur, Yuli menjelaskan tim tersebut melakukan verifikasi terkait dengan, pertama, aspek integritas pengelolaan yakni dokumen perencanaan saat ini seperti rencana tata ruang wilayah, penunjukan kawasan hutan, RPJMD, lahan sawah dilindungi dan LP2B. Kedua, permasalahan lingkungan seperti lahan kritis atau terdegradasi, perubahan tutupan dan penggunaan lahan, keberadaan tutupan hutan dan area bernilai konservasi tinggi. Ketiga, potensi pengelolaan berkelanjutan area budidaya komoditas sawit, kopi, kakao dan beras yang menjadi target komoditas proyek Folur, serta komoditas dominan terhadap kebutuhan lahan (land demand) lainnya dalam jurisdiksi kabupaten.
Sementara itu, desa indikatif yang diperoleh dan rencana topik kegiatan dan tambahan opsi desa baru di Kabupaten Sanggau antara lain Desa Upe di Kecamatan Bonti, Desa Pandan Sembuat di Kecamatan Tayan Hulu, Desa Maringin Jaya di Kecamatan Parindu, Desa Pusat Damai di Kecamatan Parindu. Kemudian, untuk tambahan desa baru meliputi Desa Bonti, Sami, Bahta, Empodis dan Bantai di Kecamatan Bonti.
Di momen tersebut, Bupati Sanggau, Paolus Hadi mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sanggau menyambut baik pelaksanaan program Folur untuk Kabupaten Sanggau. Harapannya desa-desa yang menjadi sasaran dapat disiapkan dan difokuskan untuk keberhasilan program tersebut.
“Pemkab Sanggau berharap stakeholder terkait dapat bekerjasama dengan baik. Di Sanggau juga sudah memiliki Sekretariat Sabang Merah Bekudong’k (SMB) yang juga mengelola LSM atau NGO di Sanggau, sehingga bisa saling bertukar pikiran atau saling diskusi agar program tersebut dapat dikembangkan dengan baik kedepannya. Keberhasilan program ini tanggung jawab kita semua,” katanya. (“)