Wartakapuas.id Sanggau – Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot menyampaikan, membangun sumber daya manusia Kabupaten Sanggau yang berkualitas adalah hal yang tak kalah pentingnya dengan pembangunan infrastruktur.
Hal itu dikemukakannya karena saat ini Indonesia sedang mempersiapkan bonus demografi Indonesia Emas (100 tahun Indonesia merdeka). Karena pada tahun 2045 mendatang, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun).
“Ini adalah potensi untuk generasi kita yang akan datang, dan harus kita persiapkan dari sekarang. Apakah itu sumber daya tenaga pendidiknya, maupun hasil didiknya,” ujarnya saat menghadiri Paskah bersama umat Gereja Katolik Santo Yohanes Pembaptis Stasi Rambai Dusun Kedian, Desa Kedakas, Kecamatan Tayan Hulu, (26/4/2022).
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sanggau ini mengapresiasi Kepala Desa dan panitia karena telah menginisiasi kegiatan yang dihadiri umat Katolik dan anak-anak sekolah tersebut.
Ia menambahkan bahwa, sesuatu yang baru dimulai tidak bisa dijamin seratus persen sempurna, harus ada evaluasi untuk diperbaiki agar lebih baik ke depannya.
“Memang baru pertama kali, acara Paskah bersama di daerah ini. Dan hari ini saya lihat kegiatannya sudah cukup baik. Anak-anaknya tertib, sudah mulai belajar tampil di depan umum, bajunya juga seragam,” kata Yohanes Ontot.
Sesuai dengan visi misi Pemerintah Kabupaten Sanggau yaitu mewujudkan Sanggau berbudaya dan beriman, ia menyebutkan bahwa kekuatan suatu daerah ditentukan oleh kekompakkan masyarakatnya dengan latar bekakang suku agama yang berbeda-beda.
“Kabupaten Sanggau ini ibarat Indonesia kecil, banyak suku dan agama didalamnya. Makanya kita (Kabupaten Sanggau) pernah sebagai 5 besar penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi tahun 2019 yang lalu,” kata Wabup.
“Hal yang menarik pada acara Paskah ini adalah keterlibatan umat muslim didalam panitianya,” sambungnya.
Bicara Sanggau tertib, orang nomor dua di Kabupaten Sanggau ini menilai masyarakatnya sudah tertib dalam banyak hal diantaranya tertib dalam kehidupan bermasyarakat.
“Kelompok-kelompok tertentu meskipun hidup dengan yang tidak sama suku bangsa dan adat istiadat disekitarnya, tapi bisa saling menjaga antar budaya dan iman,” ungkapnya. (Andi)