Wartakapuas.id Sanggau – Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Sanggau, H Syafriansyah menyampaikan bahwa dari September 2021 hingga Januari 2022 sebanyak 24.216 ekor babi di Kabupaten Sanggau yang mati akibat terserang penyakit ASF (African Swine Fever).
“Jadi dengan sangat sedih dan berat hati kita sampaikan bahwa kasus ASF sudah sampai di Sanggau. Secara ilmiah ini sudah dibuktikan dengan kita sudah mengirimkan sampel hewan ternak yang mati ke Balai Veteriner Banjarbaru, dan hasilnya menunjukan hasil positif ASF, “katanya, Kamis 3 Februari 2022.
Dikatakannya, Sebelum dilakukan tes tersebut sebenarnya pada September 2021 sudah ada kematian ternak babi secara sporadis di Kampung-kampung.
“Tetapi pada saat itu kita masih belum memastikan, karena secara laboratoris belum dites. Ternyata setelah kita kirim sampel pada Desember dan Januari lalu, Kebetulan sampel kemarin dari Kecamatan Entikong, Kecamatan Noyan, dan Sekayam. Semuanya positif ASF, “jelasnya.
Berdasarkan informasi dari masyarakat dan data dari petugas peternakan Kecamatan sejak bulan September 2021 hingga Januari 2022, Sebelumnya populasi awal jumlah babi di Kabupaten Sanggau ini sebanyak 34.594 ekor babi. Jumlah kematian ternak babi sebanyak 24.216 ekor dan populasi akhir sampai Januari 2022 sebanyak 10.378 ekor babi.
Kematian ternak babi terbanyak di Kecamatan Mukok dengan jumlah 3.077 ekor, kemudian di Kecamatan Parindu sebanyak 2.587 ekor dan paling sedikit di Kecamatan Beduai 958 ekor. Kecamatan Toba sebanyak 1.713 ekor, Meliau sebanyak 1.812 ekor, Kapuas sebanyak 1.245 ekor.
Kemudian di Kecamatan Jangkang sebanyak 1.971 ekor, Kecamatan Boti sebanyak 1.270 ekor, Tayan Hilir sebanyak 1.484 ekor, Balai sebanyak 1.929 ekor, Tayan Hulu sebanyak 1.073 ekor, Kembayan 1.383 ekor, Noyan sebanyak 1.390 ekor, Sekayam sebanyak 1.047 ekor, dan Entikong sebanyak 1.278 ekor.
Langkah yang dilakukan, Secara fungsional dari Disbunnak Sanggau menurunkan tim untuk mengedukasi masyarakat dengan cara Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) terutama untuk Daerah-daerah yang kebetulan belum terjadi serangan secara masif diminta untuk disinfektan kandang.
“Dan juga kita mendapat bantuan penyuntik serum konvalesen, Mudah-mudahan ini bisa memberikan kekebalan tubuh bagi Babi,”ujarnya.
Ia juga menambahkan, virus ASF ini tidak bersifat zoonosis. Jadi istilahnya tidak berpeluang menular kepada manusia. “Lain dengan virus rabies, Kalau rabies itu bisa menular kepada manusia,”pungkasnya. (*).