
Wartakapuas.id Sanggau – Perhimpunan Perempuan Dayak (P2D) menyelenggarakan Beraupm Raya IV dengan tema “Menjunjung Tinggi Harkat dan Martabat Perempuan Dayak Yang Berbudi Luhur dan Berbudaya” pada Rabu, (30/11/2022).
Ketua panitia Beraupm Raya IV, Christina Lisana Nuningsih mengatakan bahwa P2D menyelenggarakan Beraupm Raya IV dengan tujuan MUBES adalah untuk penyampaian laporan pertanggungjawaban pengurus P2D Kabupaten Sanggau Periode 2017-2022.
” Selain penyampaian laporan pertanggungjawaban, hari ini juga memilih ketua P2D Kabupaten Sanggau periode 2022-2027″, tutur Nuning.
Sementara itu, Dewan penesehat P2D Arita Apolina menyampaikan bersyukur karena penyegaran kelembagaan diaktifkan kembali sesuai dengan masa bakti dan proses yang berlangsung.
“Tentu setelah ada pemilihan ketua baru, harapan saya bahwa ketua baru juga memberi warna yang baru, lebih kreatif, inovatif untuk melakukan aktivitas khususnya di Perhimpunan Perempuan Dayak,” ucapnya.
Arita juga mengatakan, yang pertama adalah berkaitan dengan kelembagaan, yang mana kelembagaan tersebut suksesnya berkaitan dengan hal-hal dasar yaitu administrasi.
“Administrasi kelembagaan harus jelas dan juga bisa menyesuaikan dengan situasi dan perkembangan zaman seperti sekarang ini,” katanya.

Ia menambahkan ada beberapa hal yang perlu disesuaikan seperti Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT).
“Ada beberapa hal yang perlu disingkronkan , seperti syarat sebagai ketua, berkaitan dengan bagaimana program kerja Perhimpunan Perempuan Dayak ini kedepannya supaya lebih maksimal dan lebih baik lagi,” tuturnya.
Lebih lanjut Arita mengatakan bahwa masih ada tugas-tugas yang harus diselesaikan berkaitan dengan pengangkatan kelembagaan tersebut.
“Terutama untuk enam kecamatan yang belum memiliki kepengurusan, sehingga dimasa yang akan datang harapan saya, ini bisa terbentuk kelembagaannya, sehingga lebih lengkap lagi dari lima belas kecamatan kita punya semua kepengurusan ditingkat kecamatan,” lanjutnya.
Arita menyampaikan bahwa koordinasi keberlanjutan program kerja yang sinergis dengan Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sanggau.
“Tentu sinergisitas ini menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pada saat ini. Apa yang diperlukan, apa yang bisa dibantu, apa yang bisa dikerjakan, apa yang lebih bermanfaat terutama untuk kaum perempuan, anak-anak perempuan, generasi penerus, termasuk banyak hal yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi dan politik,” katanya.
Lebih lanjut Ia mengatakan, hal-hal lain yang menjadi hambatan yaitu tentu P2D harus berproses.
“Bahwa setiap kepengurusan ini, tidak bisa serta merta bisa menyesuaikan program kerja. Tentu melalui proses yang diberi jangka waktu, sehingga program kerja dan target-target bisa tercapai,” pungkasnya. (Andi)